Kepribadian muslim dapat dilihat dari kepribadian orang
per orang (individu) dan kepribadian dalam kelompok masyarakat. Kepribadian
muslim individu meliputi cirri khas seseorang dalam sikap dan tingkah laku,
serta kemampuan intelektual yang dimilikinya. Karena adanya unsure kepribadian
yang dimiliki masing-masing, maka sebagai individu seorang Muslim akan
menampilkan cirri khasnya masing-masing.
Dengan
demikian akan ada perbedaan kepribadian antara seseorang muslim dengan muslim
lainnya. Secara fitrah perbedaan ini memang diakui adanya. Islam memandang
setiap manusia memiliki potensi yang berbeda, hingga kepada setiap orang
dituntut untuk menunaikan perintah agamanya sesuai dengan tingkat kemampuan
masing-masing.
Kalaulah individu merupakan unsur terkecil dari suatu
masyarakat, maka tentunya dalam pembentukan kpribadian muslim sebagai umat akan
sulit dipenuhi. Beranjak dari pernyataan tersebut, maka dalam upaya membetuk kepribadian
muslim baik secara individu, maupun kelompok, adanya perbedaan tersebut
bagaimanapun tak mungkin dapat diletakkan. Dalam kenyataanya memang dijumpai
adanya unsur keberagaman dan kesamaan.
Pembentukkan Kepribadian Muslim Sebagai Individu
Secara individu kepribadian muslim
mencerminkan cirri khas yang berbeda. Cirri khas tersebut diperoleh berdasarkan
potensi bawaan sehingga akan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara
seorang muslim dengan muslim lainnya. Namun perbedaan itu terbatas pada seluruh
potensi yang mereka miliki, berdasarkan factor pembawaan masing-masing meliputi
aspek jasmani dan rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik,
warna kulit, dan cirri-ciri fisik lainnya. Sedangkan dari aspek rohaniah
seperti sikap mental, bakat, tingkat kecerdasan, maupun sikap emosi.
Ada dua sisi penting dalam pembentukkan kepribadian
muslim, yaitu iman dan akhlak. Bila iman dianggap sebagai konsep batin, maka
batin adalah implikasi dari konsep itu yang tampilanyya tercermin dalam sikap
perilaku sehari-hari. Keimanan merupakan sisi abstrak dari kepatuhan kepada
hukum-hukum Tuhan yang ditampilkan dalam lakon akhlak mulia.
Menurut Abdullah al-Darraz, pendidikan akhlak dalam
pembentukkan kepribadian muslim berfungsi sebagai pengisi nilai-nilai
keislaman. Dengan adanya cermin dari nilai yang dimaksud dalam sikap dan
perilaku seseorang maka tampilah kepribadian sebagai muslim. Menilai materi
akhlak merupakan bagian dari nilai-nilai yang harus dipelajari dan dilaksanakan
, hingga terbentuk kecenderungan sikap yang menjadi cirri kepribadian Muslim.
Usaha yang dimaksud dapat dilakukan melalui cara member
materi pendidikan akhlak berupa :
1. Pensucian jiwa
2. Kejujuran dan benar
3. Menguasai hawa nafsu
1. Pensucian jiwa
2. Kejujuran dan benar
3. Menguasai hawa nafsu
Pembentukkan
kepribadian muslim pada dasarnya merupakan upaya untuk mengubah sikap kearah
kecenderungan pada nilai-nilai keislaman. Perubahan sikap, tentunya tidak
terjadi secara spontan. Semua berjalan dalam suatu proses yang panjang dan
berkesinambungan. Diantara proses tersebut digambarkan oleh adanya hubungan
dengan objek, wawasan, peristiwa atau ide dan perubahan sikap yang harus
dipelajari.
Pembentukkan Kepribadian Muslim Sebagai Ummah
Komunitas
muslim disebut ummah. Individu merupakan unsur dalam kehidupan masyarakat. Maka
dengan membentuk kesatuan pandangan hidup pada setiap individu. Adapun pedoman
untuk mewujudkan pembentukkan hubungan itu secara garis besarnya terdiri atas
tiga macam usaha, yakni member motivasi untuk berbuat baik, mencegah
kemungkaran dan beriman kepada Allah. Untuk memenuhinya maka usaha pembentukkan
kepribadian muslim sebagai ummah dilakukan secara bertahap, sesuai dengan ruang
lingkup dan kawasan yang menjadi lingkungan masing-masing.
Tahapan
pembentukkan tersebut meliputi:
·
Pembentukkan nilai-nilai Islam dalam
keluarga
·
Pembentukkan nilai-nilai dalam hubungan
sosial
·
Membentuk nilai-nilai Islam dalam
kehidupan berbangsa
·
Pembentukkan nila-nilai Islam dalam
Hubungannya dengan Tuhan
Pembentukkan
kepribadian Muslim sebagai individu, keluarga maupun ummah pada hakikatnya
berjalan seiring dan menuju ketujuan yang sama. Tujuan utamanya adalah guna
merealisasikan diri, baik secara pribadi maupun secara komunitas untuk menjadi
pengabdi Allah yang setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar