Jumat, 01 Maret 2013

MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM


            Kepribadian muslim dapat dilihat dari kepribadian orang per orang (individu) dan kepribadian dalam kelompok masyarakat. Kepribadian muslim individu meliputi cirri khas seseorang dalam sikap dan tingkah laku, serta kemampuan intelektual yang dimilikinya. Karena adanya unsure kepribadian yang dimiliki masing-masing, maka sebagai individu seorang Muslim akan menampilkan cirri khasnya masing-masing.
Dengan demikian akan ada perbedaan kepribadian antara seseorang muslim dengan muslim lainnya. Secara fitrah perbedaan ini memang diakui adanya. Islam memandang setiap manusia memiliki potensi yang berbeda, hingga kepada setiap orang dituntut untuk menunaikan perintah agamanya sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing.
          Kalaulah individu merupakan unsur terkecil dari suatu masyarakat, maka tentunya dalam pembentukan kpribadian muslim sebagai umat akan sulit dipenuhi. Beranjak dari pernyataan tersebut, maka dalam upaya membetuk kepribadian muslim baik secara individu, maupun kelompok, adanya perbedaan tersebut bagaimanapun tak mungkin dapat diletakkan. Dalam kenyataanya memang dijumpai adanya unsur keberagaman dan kesamaan.

Pembentukkan  Kepribadian Muslim Sebagai Individu
Secara individu kepribadian muslim mencerminkan cirri khas yang berbeda. Cirri khas tersebut diperoleh berdasarkan potensi bawaan sehingga akan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya. Namun perbedaan itu terbatas pada seluruh potensi yang mereka miliki, berdasarkan factor pembawaan masing-masing meliputi aspek jasmani dan rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna kulit, dan cirri-ciri fisik lainnya. Sedangkan dari aspek rohaniah seperti sikap mental, bakat, tingkat kecerdasan, maupun sikap emosi.
            Ada dua sisi penting dalam pembentukkan kepribadian muslim, yaitu iman dan akhlak. Bila iman dianggap sebagai konsep batin, maka batin adalah implikasi dari konsep itu yang tampilanyya tercermin dalam sikap perilaku sehari-hari. Keimanan merupakan sisi abstrak dari kepatuhan kepada hukum-hukum Tuhan yang ditampilkan dalam lakon akhlak mulia.
            Menurut Abdullah al-Darraz, pendidikan akhlak dalam pembentukkan kepribadian muslim berfungsi sebagai pengisi nilai-nilai keislaman. Dengan adanya cermin dari nilai yang dimaksud dalam sikap dan perilaku seseorang maka tampilah kepribadian sebagai muslim. Menilai materi akhlak merupakan bagian dari nilai-nilai yang harus dipelajari dan dilaksanakan , hingga terbentuk kecenderungan sikap yang menjadi cirri kepribadian Muslim.
            Usaha yang dimaksud dapat dilakukan melalui cara member materi pendidikan akhlak berupa :
1. Pensucian jiwa
2. Kejujuran dan benar
3. Menguasai hawa nafsu
Pembentukkan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan upaya untuk mengubah sikap kearah kecenderungan pada nilai-nilai keislaman. Perubahan sikap, tentunya tidak terjadi secara spontan. Semua berjalan dalam suatu proses yang panjang dan berkesinambungan. Diantara proses tersebut digambarkan oleh adanya hubungan dengan objek, wawasan, peristiwa atau ide dan perubahan sikap yang harus dipelajari.

Pembentukkan Kepribadian Muslim Sebagai Ummah
Komunitas muslim disebut ummah. Individu merupakan unsur dalam kehidupan masyarakat. Maka dengan membentuk kesatuan pandangan hidup pada setiap individu. Adapun pedoman untuk mewujudkan pembentukkan hubungan itu secara garis besarnya terdiri atas tiga macam usaha, yakni member motivasi untuk berbuat baik, mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah. Untuk memenuhinya maka usaha pembentukkan kepribadian muslim sebagai ummah dilakukan secara bertahap, sesuai dengan ruang lingkup dan kawasan yang menjadi lingkungan masing-masing.
Tahapan pembentukkan tersebut meliputi:
·         Pembentukkan nilai-nilai Islam dalam keluarga
·         Pembentukkan nilai-nilai dalam hubungan sosial
·         Membentuk nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa
·         Pembentukkan nila-nilai Islam dalam Hubungannya dengan Tuhan
Pembentukkan kepribadian Muslim sebagai individu, keluarga maupun ummah pada hakikatnya berjalan seiring dan menuju ketujuan yang sama. Tujuan utamanya adalah guna merealisasikan diri, baik secara pribadi maupun secara komunitas untuk menjadi pengabdi Allah yang setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar